Tadi siang, saya berbincang-bincang dengan seorang rekan kerja yang karena ksibukan yang ada kami jarang bertemu. Sesuatu yang menarik ketika saya mendengar seseorang yang selalu menganggap dirinya benar.
Orang terbodoh sedunia adalah orang yang menganggap dirinya paling pintar. Saya masih ingat, minggu kemarin ketika pendeta saya berkotbah. Kebetulan Ibu saya sedang bermain ke rumah saya sehingga kami pergi ke gereja bersama. Kotbah yang diberikan pun saya dengarkan. Sejujurnya, saya tidak terlalu tertarik dengan isi kotbah tersebut. Saya merasa sudah tahu. Sedangkan ibu saya sangat memperhatikan kata demi kata. Dia merasa dirinya bodoh sehingga dia mau belajar dari siapa saja. Akhirnya saya tidak mendapatkan apapun dan ibu saya mendapatkan banyak hal. Sederhana saja, ibu saya tidak merasa tahu segalanya.
Saya pernah menuliskan kata-kata di buku notes saya, “Tuhan, buatlah aku orang terbodoh supaya aku bisa belajar dari siapa saja dan buatlah aku menjadi orang yang terpintar supaya aku bisa menolong siapa saja.” Sering sekali orang terjebak karena mereka merasa lebih pintar atau karena terbiasa menjadi merasa bisa.
Seorang pengkotbah terkenal, pernah ditanya berapa lama dia mempersiapkan kotbahnya. Dan dia menjawab “tiga jam”. Berapa lama jika Anda mengkotbahkan hal yang sama? Dan dia menjawab,”Tiga jam.” Kesimpulannya, sudah bisa atau belum bisa tentang sesuatu hal, dia akan tetap memberikan waktu persiapan yang sama yaitu tiga jam.
Hati-hati dengan kepandaian kita karena justru orang-orang pandai banyak yang akhirnya tidak bisa memahami hikmat Allah. Hati-hati juga dengan perasaan kita sudah tahu banyak hal karena keadaan seperti itu justru bsia menutup diri dari kehendak Allah.
Akhirnya saya menulis ulang kata-kata di notes saya,”Buatlah aku orang terbodoh sehingga aku bisa belajar dari siapa saja dan buatlah aku menjadi orang yang terpintar supaya aku bisa menolong siapa saja.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar